Langsung ke konten utama

Pramuka SWK Jatibarang Dibekali Penanganan Ular Berbisa dan Survival

 

Brebes – Anak-anak pramuka binaan Koramil 02 Jatibarang Kodim 0713 Brebes atau Saka Wira Kartika (SWK) Jatibarang, menerima pembekalan animal rescue reptil dari Komunitas Exalos Indonesia Rescue Brebes. Minggu sore (5/2/2023).

Disampaikan Danramil Jatibarang, Kapten Arhanud Suryadi SH, bahwa pengenalan hewan reptil dan cara penanganannya perlu di edukasikan kepada anak-anak pramuka SWK karena mereka juga terlibat berbagai kegiatan sosial untuk membantu TNI seperti penanganan bencana alam di pegunungan maupun hutan.

“Pramuka Saka Wira Kartika sering berkegiatan di alam terbuka sehingga besar kemungkinannya bertemu dengan ular, jadi mereka harus tahu mana ular yang berbisa dan mana yang tidak sesuai dengan ciri-ciri morfologi maupun perilakunya,” bebernya.

Ilmu ini memang diberikan karena berkaitan dengan dua dari lima krida dalam pramuka SWK, yaitu penanggulangan bencana alam dan survival.

Suryadi menambahkan, dengan ilmu yang diterima diharapkan anak-anak pramuka binaannya itu tidak salah jika harus memberikan pertolongan pertama terhadap korban gigitan ular di lapangan, sehingga mereka sendiri tidak menjadi korban.

“Jika suatu saat anak-anak pramuka terdampar hutan belantara dan mereka harus bertahan hidup dengan memakan ular, maka mereka akan tahu ular mana yang bisa dimakan,” tandasnya.

Sementara disampaikan Faizal selaku Ketua Komunitas Exalos Indonesia Rescue Brebes, bahwa ular merupakan salah satu hewan yang paling banyak habitatnya di Indonesia yang merupakan daerah tropis.

“Hewan melata dan berdarah dingin ini sering terlihat di pekarangan rumah atau bahkan masuk ke dalam rumah jika habitat aslinya terendam air,” terangnya.

Lanjutnya, ular sendiri adalah makhluk hidup yang memiliki karakteristik tidak akan menyerang makhluk hidup lainnya jika mereka tidak terganggu/terancam.

“Anak-anak pramuka ini kita ajarkan untuk ikut melestarikan reptil ini dengan tidak membunuhnya. Jadi kita ajarkan cara menangkap yang benar dan aman jika terpaksa harus mengevakuasi/menangkapnya agar tidak membahayakan orang lainnya,” sambungnya.

Adapun teknik menangkap ular yang aman bermacam-macam dan beberapa diantaranya yaitu menggunakan metode tali kolong yang ditautkan di ujung pipa PVC, sapu, dan serok. Namun yang paling sederhana adalah dengan menggunakan ranting pohon.

Di seluruh dunia terdapat sekitar 200 jenis ular berbisa dari lebih dari 2.000 spesies ular. Untuk ciri-ciri yang berbisa yaitu kepala berbentuk segitiga/viper (kecuali cobra), memiliki taring menonjol, tidak membelit karena memiliki bisa/racun, warnanya mencolok, terlihat seluruh badannya saat berenang di air, mata lonjong dengan pupil elips, terdapat satu baris sisik di ujung ekor.

Kemudian gerakan cenderung tenang namun akan sangat agresif saat mempertahankan sarang atau teritorinya saat terusik, bekas luka gigitannya halus dan berbentuk lengkung, serta tidak langsung pergi jika telah mematuk karena menunggu korbannya mati.

Sedangkan ciri-ciri ular tak berbisa antara lain bentuk kepala kebanyakan lonjong telur, warna tidak mencolok sehingga tersamar dengan kondisi lingkungannya, mata dengan pupil bulat, memiliki dua baris sisik di ujung ekor, bekas gigitan terlihat berderet dan tersusun rapi, dan ular biasanya langsung pergi setelah mematuk.

Faizal juga menerangkan tentang bagaimana pertolongan pertama gigitan ular di lapangan, yaitu pertama-tama membersihkan bekas gigitan dan kemudian menutup dengan kain kering bersih.

“Jangan menyayat kulit agar bisa keluar bersama darah, ataupun menyedot bisa dengan mulut karena ini sangat berbahaya bagi penolong,” tegasnya.

Hal yang tidak boleh dilakukan lainnya adalah menggosok dengan balsam atau zat kimia lainnya serta membilas/mengompres dengan air baik panas atau es pada area gigitan.

Kemudian langkah penanganan berikutnya adalah mengikat anggota gerak yang tergigit dengan dua tongkat atau kayu sebagai bidai, kemudian restrict motion (membatasi gerak anggota badan yang terkena gigitan) agar racun tidak cepat menyebar selama proses evakuasi untuk mendapatkan anti bisa terdekat.

“Letakkan anggota gerak yang tergigit lebih rendah dari badan dan beri minum air putih yang banyak,” imbuhnya.

Faizal menambahkan, untuk pemasangan torniket tidak dianjurkan, namun jika jauh dari anti-bisa maka bisa dilakukan dengan ikatan tidak terlalu ketat di bawah waktu 30 menit pertama. (Aan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kurangi Motor Masuk Jurang Di Jalan Ekstrim Ruas Gunung Lio Salem Brebes, Masyarakat Gabungan Pasang Tanggul Ban Bekas

Brebes – Puluhan orang tanggap kecelakaan lalu-lintas di wilayah Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, melakukan aksi pemasangan pembatas jalan darurat dari ban bekas di tebing rawan kecelakaan pada Jalan Raya Provinsi Ruas Gunung Lio yang menghubungkan wilayah Kecamatan Banjarharjo-Salem. Adapun unsur yang terlibat meliputi TNI Koramil 12 Salem Kodim 0713 Brebes sebanyak 6 orang, Satpol PP Kecamatan Salem 2 orang, Libansa (Supir pick up L300) lintas Salem-Banjarharjo 30 orang, sopir travel lintas Salem-Jakarta 7 orang, Komunitas/Grup Trabas Nalaktax dari Salem 5 orang, Komunitas Bangbara 15 orang, Pemuda Pancasila 3 orang, serta masyarakat 10 orang. Dibenarkan Danramil, Kapten Infanteri Iskandar, bahwa kegiatan tersebut (19/11) dilakukan sebagai mitigasi terhadap kecelakaan yang sering terjadi kepada para pengendara khususnya roda dua akibat rem blong saat menaiki atau menuruni tanjakan ruas jalan provinsi tersebut. “Sejumlah 80 orang gabungan t

Mobil Avanza di Banjarharjo Brebes Hilang di Depan Rumah

Brebes – Pencurian mobil kembali terjadi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Mobil jenis Toyota Avanza warna silver type G tahun 2013 Nopol G 9477 KJ milik Mudiarto alias Tarwan (54), warga Dukuh Longkrang RT. 08 RW. 04 Desa/Kecamatan Banjarharjo, hilang saat diparkir di depan rumah. Selasa dini hari (11/6/2019). Dibenarkan Babinsa Koramil 14 Banjarharjo Kodim 0713 Brebes, Serda Sulis, saat di lokasi kejadian, bahwa mobil diparkir sekitar pukul 17.00 WIB (10/6) oleh Apri atau anak Tarwan. “Setelah memarkir Avanza, saudara Apri menyerahkan kuncinya kepada ibunya yaitu Carsinah, namun pada malam harinya sekitar pukul dua belas malam dan masih melihat mobil terparkir di tempatnya,” ungkapnya. Diterangkannya lanjut, sekitar pukul 05.00 WIB, Carsinah mendapat pertanyaan dari salah satu keponakannya, Anto, tentang keberadaan mobil karena kunci kontak masih di dalam rumah. “Ibu Carsinah baru sadar bahwa mobil telah dicuri setelah ditanya keponakannya,” imbuhnya. Anto yang d

98 Mahasiswa Akper Kesdam Ikuti Wisuda XXII

Semarang. Akademi Keperawatan (Akper) Kesdam IV/Diponegoro dalam lima tahun kedepan telah ter-Akreditasi ”B” baik dari LAM-PTKES maupun BAN PT. Predikat ini bukanlah puncak dan akhir dari perjuangan, namun justru menjadi awal semangat segenap Civitas Akademika untuk berupaya berbuat dan memberikan pelayanan terbaik sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Hal tersebut disampaikan Kakesdam IV/Diponegoro Kolonel Ckm dr. Rahmat Saptono, Sp.OG selaku Ketua Senat Akademik Akper Kesdam IV/Diponegoro pada Wisuda ke XXII Akper Kesdam IV/Diponegoro di Balai Sasana Widya Praja Semarang, Selasa (3/9/2019). Menurut Kakesdam, pengawalan mutu lulusan setidaknya memiliki  tiga nilai lebih yakni penguasaan keahlian, penguasaan IT dan bahasa Inggris.  Lebih lanjut diterangkan bahwa kelulusan merupakan proses awal dalam menghadapi dunia kerja, karena sesuai dengan Permenkes No 1796 Tahun 2011 tentang Registrsi Tenaga Kesehatan, setiap Mahasiswa yang dinyatakan lulus harus melaks