Langsung ke konten utama

Bertani Alami Dengan Pemanfaatan Burung Hantu dan Pupuk Fermentasi

 

Brebes – Para petani di Desa Bulusari, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, diajak bertani alami dengan memanfaatkan burung hantu untuk pengendalian hama tikus dan juga memupuk areal persawahan mereka dengan pupuk fermentasi atau pupuk organik.

Disampaikan Pelda Hernawan Fuadi, Bati Tuud Koramil 07 Bulakamba Kodim 0713 Brebes selaku motivator, bahwa pihaknya bersama BPP (Balai Penyuluh Pertanian) dan PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) Kecamatan Bulakamba mengajak pemerintah desa dan para petani setempat untuk segera merealisasikan ide pembuatan Rubuha (rumah burung hantu) untuk menanggulangi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), yaitu tikus di areal pertanian.

“Burung hantu tidak bisa membuat sarang sendiri, sehingga harus dibuatkan sarang. Burung ini mempunyai karakter betah di sarang dan betah tinggal disitu jika lingkungannya banyak tikus,” ujarnya, Kamis (29/12/2022).

Proses alami pengendalian hama tikus dengan mengaktifkan kembali rantai makanan ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama, namun hasilnya sangat efektif karena makanan dari burung hantu 99 persen adalah tikus.

“Jika berbunyi, suara burung hantu saja sudah cukup untuk menakuti gerombolan tikus,” sambungnya.

Ia pun minta kepada pemerintah desa untuk membuat Perdes yang melarang menembak/membunuh segala jenis burung hantu terutama di lingkungan pertanian.

“Kita himbau juga agar para petani dan warga setempat agar tidak membunuh ular sawah karena itu juga merupakan predator alami tikus,” tandasnya.

Terpisah, Sahuri selaku Ketua Poktan Brayan Urip Desa Bulusari, menyampaikan intisari penyuluhan Maryadi ST Kepala POPT (Petugas Pengendali Organisme Tumbuhan) Kabupaten Brebes di balai desa setempat (28/12), khusus untuk burung hantu, dalam sehari 1 ekornya mampu memakan 3 ekor tikus, sedangkan saat sedang mempunyai anak maka dalam sehari induk akan menangkap 10-15 ekor tikus, yaitu 3 ekor dimakan sendiri dan sisanya akan diberikan buat anaknya.

Dengan daya jelajah mencapai radius 12 kilometer, dua ekor burung hantu saja mampu mengawasi lahan pertanian seluas 5–10 hektar. Waktu berburunya pun setiap malam dan tidak peduli musim penghujan atau kemarau.

“Kemampuan burung hantu dalam mendeteksi mangsa juga istimewa. Dengan penglihatan bisa sejauh 500 meter, kemudian mampu mendengar suara dari gerombolan tikus sejauh 12 kilometer,” sambungnya.

Untuk pemasangan/penempatan Rubuha nantinya diprioritaskan di dekat tanggul sungai dan menghadap ke utara/selatan, yaitu ke arah gelap menghindari sinar matahari.

“Untuk Rubuha sendiri jangan di cat karena burung hantu suka yang alami,” imbuhnya.

Selanjutnya Sahuri menjelaskan kembali secara singkat apa yang disampaikan FX. Heri Priyono ST (Kepala BPP Brebes) selaku pemateri kedua tentang pembuatan dan penggunaan pupuk fermentasi.

Pupuk fermentasi dibuat dengan mencampurkan bahan-bahan yaitu pohot/air limbah tebu 5 liter, 3 kg urea, 5 kg pupuk penggembur tanah, 3 kg gula pasir/gula merah, air kurang lebih 180 liter, 3 bungkus EM4 bakteri starter, serta 1 drum untuk tempat penampungan. Estimasi pembuatan pupuk ini dengan biaya kurang lebih Rp. 150 ribu diluar drum.

“Semua bahan kemudian dicampur. Ingat, saat mengaduk selama kurang lebih 15 menit harus berlawanan dengan arah jarum jam,” tegasnya.

Lanjut Sahuri, setelah proses pengadukan, drum kemudian ditutup rapat dan didiamkan selama 7 hari.

Setelah itu, tutup dibuka untuk mengetahui proses fermentasi berhasil atau tidak.

“Jika saat tutup dibuka tercium baunya tak sedap, itu tandanya fermentasi belum berhasil sehingga ditambahkan kembali 3 kg gula dan didiamkan kembali selama 1 minggu,” tandas Sahuri.

Kemudian untuk pemakaian pupuk fermentasi, dalam 1 tangki semprot hama (14 liter) minimal menggunakan 1 liter pupuk fermentasi. Pada dasarnya, semakin banyak jumlah liter cairan fermentasi yang dituangkan dalam 1 tangki semprot hama maka akan semakin baik.

“1 tangki semprot hama yang telah dicampur cairan fermentasi dapat digunakan untuk memupuk tanaman di areal seluas 1-2 hektar, atau dalam 1 liter cairan fermentasi bisa untuk seperempat bahu,” pungkasnya. (Aan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kurangi Motor Masuk Jurang Di Jalan Ekstrim Ruas Gunung Lio Salem Brebes, Masyarakat Gabungan Pasang Tanggul Ban Bekas

Brebes – Puluhan orang tanggap kecelakaan lalu-lintas di wilayah Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, melakukan aksi pemasangan pembatas jalan darurat dari ban bekas di tebing rawan kecelakaan pada Jalan Raya Provinsi Ruas Gunung Lio yang menghubungkan wilayah Kecamatan Banjarharjo-Salem. Adapun unsur yang terlibat meliputi TNI Koramil 12 Salem Kodim 0713 Brebes sebanyak 6 orang, Satpol PP Kecamatan Salem 2 orang, Libansa (Supir pick up L300) lintas Salem-Banjarharjo 30 orang, sopir travel lintas Salem-Jakarta 7 orang, Komunitas/Grup Trabas Nalaktax dari Salem 5 orang, Komunitas Bangbara 15 orang, Pemuda Pancasila 3 orang, serta masyarakat 10 orang. Dibenarkan Danramil, Kapten Infanteri Iskandar, bahwa kegiatan tersebut (19/11) dilakukan sebagai mitigasi terhadap kecelakaan yang sering terjadi kepada para pengendara khususnya roda dua akibat rem blong saat menaiki atau menuruni tanjakan ruas jalan provinsi tersebut. “Sejumlah 80 orang gabungan t

Mobil Avanza di Banjarharjo Brebes Hilang di Depan Rumah

Brebes – Pencurian mobil kembali terjadi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Mobil jenis Toyota Avanza warna silver type G tahun 2013 Nopol G 9477 KJ milik Mudiarto alias Tarwan (54), warga Dukuh Longkrang RT. 08 RW. 04 Desa/Kecamatan Banjarharjo, hilang saat diparkir di depan rumah. Selasa dini hari (11/6/2019). Dibenarkan Babinsa Koramil 14 Banjarharjo Kodim 0713 Brebes, Serda Sulis, saat di lokasi kejadian, bahwa mobil diparkir sekitar pukul 17.00 WIB (10/6) oleh Apri atau anak Tarwan. “Setelah memarkir Avanza, saudara Apri menyerahkan kuncinya kepada ibunya yaitu Carsinah, namun pada malam harinya sekitar pukul dua belas malam dan masih melihat mobil terparkir di tempatnya,” ungkapnya. Diterangkannya lanjut, sekitar pukul 05.00 WIB, Carsinah mendapat pertanyaan dari salah satu keponakannya, Anto, tentang keberadaan mobil karena kunci kontak masih di dalam rumah. “Ibu Carsinah baru sadar bahwa mobil telah dicuri setelah ditanya keponakannya,” imbuhnya. Anto yang d

98 Mahasiswa Akper Kesdam Ikuti Wisuda XXII

Semarang. Akademi Keperawatan (Akper) Kesdam IV/Diponegoro dalam lima tahun kedepan telah ter-Akreditasi ”B” baik dari LAM-PTKES maupun BAN PT. Predikat ini bukanlah puncak dan akhir dari perjuangan, namun justru menjadi awal semangat segenap Civitas Akademika untuk berupaya berbuat dan memberikan pelayanan terbaik sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Hal tersebut disampaikan Kakesdam IV/Diponegoro Kolonel Ckm dr. Rahmat Saptono, Sp.OG selaku Ketua Senat Akademik Akper Kesdam IV/Diponegoro pada Wisuda ke XXII Akper Kesdam IV/Diponegoro di Balai Sasana Widya Praja Semarang, Selasa (3/9/2019). Menurut Kakesdam, pengawalan mutu lulusan setidaknya memiliki  tiga nilai lebih yakni penguasaan keahlian, penguasaan IT dan bahasa Inggris.  Lebih lanjut diterangkan bahwa kelulusan merupakan proses awal dalam menghadapi dunia kerja, karena sesuai dengan Permenkes No 1796 Tahun 2011 tentang Registrsi Tenaga Kesehatan, setiap Mahasiswa yang dinyatakan lulus harus melaks